TEMPO.CO, Jakarta - Perbankan berupaya memperluas layanan digital dalam aplikasi mobile dan internet banking yang dimiliki. CIMB Niaga Syariah misalnya mulai memanfaatkan channel digital untuk melakukan penawaran sukuk melalui platform Go Mobile. “Layanan ini dapat diakses melalui portal website, sehingga tidak perlu lagi datang ke cabang,” ujar Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji Djajanegara kepada Tempo, Rabu 9 Oktober 2019.
Pandji menuturkan yang terbaru masyarakat dapat mengakses Cash Waqf Linked Sukuk melalui channel tersebut. Hal ini sehubungan dengan terpilihnya CIMB oleh Bank Wakaf Indonesia (BWI) sebagai penerima dan bank operasional untuk produk tersebut. “Selain itu kami menyediakan teknologi virtual account untuk BWI, ini untuk memudahkan dalam konsolidasi masing-masing pihak yang melakukan wakaf atau wakif,” kata dia.
Langkah serupa dilakukan oleh Bank DBS Indonesia yang meluncurkan penjualan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri ORI016 melalui aplikasi Digibank miliknya. “Digibank semuanya full digital mulai dari pendaftaran dan pembelian dalam satu aplikasi,” ujar Managing Director Head of Digital Banking Group Bank DBS Leonardo Koesmanto. Instrumen investasi ORI016 kini tengah dalam masa penawaran dengan tingkat kupon 6,8 persen, mulai dari Rp 1 juta dan hingga maksimal Rp 3 miliar.
Leonardo menjelaskan pembelian surat berharga negara melalui aplikasi Digibank dilakukan dalam tiga tahap yaitu pendaftaran, pemesanan, dan pembayaran. Penetrasi teknologi digital dalam layanan dan produk investasi juga dilakukan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Selasa lalu, perusahaan baru meluncurkan aplikasi manajemen kekayaan atau Wealth Management (WELMA) BCA. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan aplikasi yang dapat diakses melalui smartphone itu dapat digunakan untuk pembelian produk investasi seperti reksadana, obligasi, dan asuransi. “Ini akan menarik masyarakat, khususnya bagi generasi milenial yang ingin mulai berinvestasi,” kata Jahja.